cerita tentang seorang gadis dan kereta, segerombolan vampire muda dari New York, duo elektronis kronis dari Paris, gadis-gadis modis yang bermain keyboard dengan manis, dan para raja kedamaian dari Norwegia.
1. cerita tentang seorang gadis dan kereta.
pada suatu hari yang cerah di pertengahan bulan juli, Imogen Heap datang dengan album barunya: Elipse. Sebuah album yang dari awal hingga akhir produksi melibatkan begitu banyak emosi.
cerita bermula ketika Ms. Heap memutuskan pindah dan akhirnya berencana merombak rumah barunya. di awal pengerjaan semua terasa menyenangkan, tapi begitu mulai merombak sebuah ruangan untuk dijadikan studio musik, dia mulai merasa keteteran. belum lagi perasaan tertekan yang saat itu sedang ia rasakan.
suatu hari, karena ajakan seorang sahabat, dia memutuskan untuk meninggalkan semua masalahnya di rumah dan melebur dengan peradaban. Ms. Heap pergi ke sebuah festival musik yang lokasinya berjarak tiga jam perjalanan naik kereta dari rumahnya.
sayang disayang, semuanya tidak berjalan sesuai rencana. ada kalanya kadang kita ingin take a break dari semua hal yang membebani pikiran dan pergi ke suatu tempat yang menyenangkan. tapi apa mau dikata, sampai di tempat pelarian pun ternyata masih kepikiran dan tambah senewen karenanya. niatnya mau cari kesenangan, malah berakhir dengan perasaan tidak nyaman. kira-kira itulah yang dialami Ms. Heap saat itu. festival musik yang sebenarnya bagus dan berjalan mulus, malah jadi hambar dan membosankan. orang-orang yang menarik dan menyenangkan untuk ditemui, malah jadi sosok yang dingin dan tak peduli. yang diinginkan Ms. Heap saat itu hanyalah naik kereta dan pulang ke rumah secepatnya. inilah cerita yang melatarbelakangi single pertamanya: First Train Home.
single First Train Home merekam banyak sekali emosi tentang ketidakpuasan, kerja keras, obsesi, penghargaan, kebahagiaan, ego dan harapan. ketika pertama kali saya mendengarkan single ini, saya merasa tenang dan percaya bahwa semua akan baik-baik saja. dan yang paling penting, saya merasa kuat menjalaninya. sungguh sebuah single yang kuat sekali.
single ini pertama kali diperdengarkan pada tanggal 10 juli 2009 di sebuah acara radio. video musiknya sendiri ada dua versi. yang pertama disutradarai oleh Es Devlin dan video yang kedua disutradarai sendiri karena Ms. Heap ga puas dengan hasil yang pertama. single First Train Home secara ajaib mengawali debutnya dengan langsung nangkring di posisi pertama tangga lagu P*chart dan menggeser single I Gotta Feeling dari Black Eyed Peas yang sebelumnya sudah enam minggu berturut-turut menjadi jawara di tangga lagu itu.
2. cerita tentang segerombolan vampire muda dari New York.
di New York sana, ada empat orang pemuda dengan penampilan diatas rata-rata yang sepakat membentuk sebuah group band dengan nama Vampire Weekend. setelah tahun kemaren mereka menjejali kita dengan kisah cinta antar mahasiswa penghuni asrama dan kisah tentang Dalai Lama, kini mereka sedang mempersiapkan diri untuk menghibur kita kembali.
rencananya album terbaru mereka, Contra, baru akan dirilis di bulan januari tahun depan. tapi sejak pertengahan bulan oktober kemaren, mereka sudah mulai tebar pesona dengan merilis single pertama mereka, Horchata, yang bebas unduh di dunia maya. musiknya masih keren, masih ada unsur Kongo-Afrika yang mewarnai dan menginspirasi mereka. liriknya juga masih tetap provokatif dengan memasukkan sederet kata-kata yang memaksa kita untuk membuka ensiklopedia kalau ingin tahu apa maknanya. tapi secara total lagu ini sangat keren. musiknya naik turun dengan sempurna dan kata-kata seperti: Horchata, Balaclava, Aranciata, dan Masada takkan menghalangi kita untuk bersenandung mengiringinya.
saya rasa tidaklah mudah menjadi seorang Vampire Weekend di masa transisi menuju album kedua mereka. ada banyak sekali tuntutan, tekanan dan pembuktian yang harus mereka hadapi karena album pertama telah mendatangkan berbagai pujian dan pengakuan yang luar biasa atas image, sounds, dan look mereka. sosok mereka sendiri kini juga sudah menjelma menjadi the it boy/band di industri musik indie.
menjadi besar dan tenar bukanlah perkara yang mudah. ada banyak contoh kasus tentang sosok-sosok happening dengan penjualan album pertama yang meledak luar biasa, namun di akhir cerita mereka hanya dikenal sebagai artis one hit wonder saja.
nama album terbaru mereka, Contra, mengingatkan saya pada nama sebuah game dari jaman dulu kala. jaman ketika game masih dimainin pake Nintendo dan Spica. game itu dimainkan dengan semangat untuk melewati setiap tantangan dan rintangan agar bisa terus berkembang dan naik ke level berikutnya. Dan mungkin saja memang game inilah yang mengispirasi dan menjadi spirit Vampire Weekend saat ini.
3. cerita tentang duo elektronis kronis dari Paris.
di sebuah sudut di kota Paris, tinggallah duo elektronis kronis bernama Jean-Benoît Dunckel dan Nicolas Godin. diantara teman, keluarga dan tetangga, mereka dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan. diantara saya, anda dan sebagian penduduk dunia lainnya, kita mengenal mereka sebagai duo AIR. diwaktu senggangnya, mungkin kita bisa menemukan mereka sedang kongkow-kongkow di Atlas Studio, yang merupakan ruang kreasi baru mereka. tapi kalo misalnya kita ga sempet mampir ke Paris dan menyapa mereka secara langsung, kita bisa menemui mereka dan melihat-lihat isi studio mereka melalui sambungan YOUTUBE.
AIR baru saja merilis album keenam mereka yang berjudul Love 2. single pertama mereka yang berjudul Do The Joy (yang ternyata nggak joy joy amat) sudah bisa diunduh secara gratis sejak 6 July 2009. album Love 2 sendiri dirilis perdana di Jepang pada tanggal 30 September 2009 dan di awal bulan oktober kemarin, album tersebut sudah tersedia di berbagai toko musik di seluruh dunia. ini merupakan album pertama mereka yang direkam di studio milik mereka sendiri.
menurut AIR, sebuah studio mempunyai peran yang sangat vital bagi kelangsungan hidup seorang artis. dan alasan mereka membangun Atlas Studio pada dasarnya agar mereka tetap bisa membuat musik dengan maksimal, tanpa peduli berapa banyak uang yang dihabiskan oleh record companies untuk menyewa sebuah studio rekaman yang sesuai dengan standar dan atmosfer yang mereka inginkan.
perkenalan pertama kita dengan Air diawali ketika mereka meluncurkan album klasik mereka ditahun 1998: Moon Safari. dan ditahun-tahun berikutnya, mereka telah memperkaya wawasan dan koleksi kita dengan berbagai kumpulan single pop elektronis yang bisa dibilang sangat manis, romantis, atmospheric, dan tentunya diproduksi dengan maksimal. begitu juga dengan single terbaru mereka: Sing Sang Sung. sebuah lagu pop elektronis yang sanggup membuat kita tak henti-hentinya sing along.
4. cerita tentang gadis-gadis modis yang bermain keyboard dengan manis.
sepertinya kota New York tak pernah berhenti menawarkan cerita pada kita. kali ini ada cerita tentang tiga orang gadis manis yang suka bermain keyboard dengan penampilan yang sangat modis. gadis pertama bernama Erika Forster, gadis kedua bernama Annie Hart dan gadis ketiga bernama Heather D'Angelo. kota New York dan seluruh belahan dunia mengenal mereka sebagai Au Revoir Simone.
kadang mereka bertiga disebut sebagai trio electronic pop, kadang disebut indie pop, dilain waktu disebut synth pop, piano pop, dan kadang dream pop. basically mereka dilabeli dengan apapun yang terdengar keren dengan akhiran pop.
tapi mereka lebih suka kalau disebut sebagai trio dreamy electronic organic lo-fi keyboard pop. sama seperti anda, saya sendiri juga mengelus dada ketika tau nama genre pilihan mereka. sebuah genre yang terdengar seperti sekumpulan kata yang begitu tekhnis, edgy, avant garde, dan canggih sekali.
saat ini mereka masih sibuk mempromosikan album kedua mereka: Still Light, Still Night. beberapa waktu yang lalu Neon Indian meremix salah satu lagu dari album itu, Another Likely Story, menjadi sedikit terdengar lebih psychedelic. dan baru-baru ini Tanlines juga tertarik untuk ikut meramaikan keadaan dengan meremix single Shadows.
saya suka sekali dengan single hasil kawin silang ini. Shadows adalah single yang keren. liriknya yang sangat waras dan bijaksana dinyanyikan oleh Erika, Annie dan Heather dengan proporsional. dan balutan musik dari Tanlines membuat single ini menjadi terdengar makin maksimal. kalau misalnya suatu saat anda merasa hubungan yang anda miliki sudah tak bisa lagi diselamatkan, maka saat itulah waktu yang tepat bagi anda untuk mendengarkan single ini. nikmati musiknya, simak liriknya, dan kemudian menjadi bijaksana setelahnya.
5. cerita tentang para raja kedamaian dari Norwegia.
nun jauh di Norwegia sana, tinggalah dua orang pria yang tau benar bagaimana cara membuat lagu balada. yang satu bernama Erlend Øye dan satunya lagi bernama Eirik Glambek Bøe. mereka berdua pertama kali berjumpa ketika masih berumur sepuluh tahun dalam sebuah lomba geografi di kota mereka.
berawal dari pertemuan di lomba geografi, mereka kemudian menjadi sahabat sejati. di usia remaja, mereka sempat membuat sebuah band bernama Skog dan merilis sebuah EP berjudul Tom Tids Tale. tapi band yang beranggotakan sekumpulan abg-abg labil ini tidak bertahan lama karena di tahun 1999 band ini memutuskan untuk berpisah jalan. dan cerita duo Kings of Convenience dimulai dari sini.
kecintaan mereka pada Belle & Sebastian dan Simon and Garfunkel sukses membimbing Erlend dan Eirik dalam membuat melodi yang indah, suara yang menghanyutkan, serta petikan gitar yang mempesona. di tahun 2001, mereka hijrah ke london, bersua dengan seorang produser bernama Ken Nelson (yang kebetulan juga produser dari super-band Coldplay), dan merilis album pertama mereka: Quiet Is The New Loud. tak berapa lama kemudian Erlend dan Eirik merilis album kedua mereka: Versus, yang pada dasarnya merupakan edisi remix dari album perdana mereka.
tentunya anda masih ingat kejadian di tahun 2004, dimana saat itu seolah-olah dunia dilanda Norway invasion. pemicunya tak lain dan tak bukan adalah dirilisnya album ketiga Kings of Convenience yang berjudul Riot On An Empty Street. album ini meledak hebat dan mendadak nama Kings of Convenience menjadi pujaan semua orang. saking kerennya album Riot On An Empty Street, bahkan sampai tahun 2006 pun nama Kings of Convenience masih happening.
lima tahun kemudian, Eirik dan Erlend kembali lagi dengan album terbaru mereka: Declaration of Dependence. jeda waktu lima tahun ternyata tak menghilangkan daya tarik dan kedamaian yang biasanya mereka berikan. kita masih bisa mengenali single terbaru mereka, Mrs. Cold, sebagai sebuah lagu yang sangat khas a la Kings of Convenience. sebuah lagu dengan melodi yang indah, suara vokal yang menghanyutkan, lengkap dengan iringan suara gitar yang mempesona. benar-benar sebuah lagu yang sempurna untuk mengiringi acara hore sore-sore kita.
Monday, November 2, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment