pernah saya publish di notes,
tertanda Wednesday at 05:52
dari pada pusing mikir carut-marut dunia yang sepertinya makin berlarut-larut, mending kita melarikan diri saja. mari kita lihat dan komentari apa yang terjadi di sekitar kita, semoga ada pelajaran yang bisa kita petik dari sana. kasus keempat masih seputar mediated communication dan FACEBOOK yang fenomenal. salam jaringan teman-teman...banyak hal terjadi setelah lulus kuliah. but then again, lulus kuliah bukan berarti lulus dari semua masalah.
♪♫Shelina..Shelina..Shelina mata biru. sahabat penaku, di negeri kanguru, how do you do ♫♪
itu adalah penggalan lagu yang paling happening di jaman saya SD dulu, tapi sampai sekarang saya tak pernah tahu siapa penyanyinya dan apa judul lagunya. entah mengapa tiba-tiba saya jadi ingat sama sahabat pena saya. btw, sahabat pena apaan ya ?? kok udah ngubek-ngubek Kamus Besar Bahasa Indonesia tetep ga nemu artinya ya ?? masak oom JS Badudu lupa bikin sih ??
dulu, jaman saya masih duduk di bangku SD, setiap siswa di SD saya (dan semoga di SD kamu juga) mendapat tugas untuk berkirim surat dan bersahabat pena. semacem kaya proyek sekolah pengisi liburan catur wulan gitu. ya ampun... catur wulan, so old school.
hal pertama yang saya lakukan setelah pulang sekolah adalah membuka majalah Bobo dan mencari nama-nama sahabat Bobo. waktu itu saya punya metode aneh untuk menentukan siapa yang akan jadi kandidat sahabat pena saya. caranya dengan memilih berdasarkan nama yang paling keren menurut saya waktu itu. saya lupa siapa nama lengkapnya, yang saya ingat cuman nama belakangnya saja: Rondonuwu. hahahahhahahahaa...
malang bagi saya karena sahabat pena pilihan saya tak pernah mengirimkan surat balasannya. akhirnya saya banting stir, cari akal gimana caranya dapet sahabat pena secepatnya. jadilah sepupu saya yang tinggal di Mampang Prapatan (yang konon kabarnya adalah area favorit Warkop DKI buat shooting film2nya) berubah menjadi sahabat pena saya. Jakarta oh Jakarta, dari semua sepupu yang bisa berubah jadi sahabat pena, saya tetep milih yang tinggal di Jakarta. bener memang kata sahabat saya "so parno life in Jakarta but still powerfull !! hahahahhahahahahaha...". thanks to cousin slash penpal, akhirnya saya sukses menyelesaikan tugas bersahabat pena saya.
setelah gede gini, saya agak bertanya-tanya dengan istilah sahabat pena. ketika dunia udah jadi serba digital dan virtual, masih matching kah istilah sahabat pena ?? secara sekarang ini kita udah terbiasa berkirim kabar lewat SMS, e-mail, twitter, FB dan bla bla bla... bentuknya pun juga udah ga lagi fisik berupa surat dalam amplop berperangko atau telegram yang hemat karakter, melainkan berupa file data.
saya bertanya pada sahabat saya (oknum yang sama yang bilang so parno life in Jakarta) "kalo sahabat lewat sms, chatting, FACEBOOK, dan twitter namanya apa ya ??" dan dia menjawab "sahabat digital kali ya ?!". dan jawaban itu langsung terdengar sangat masuk akal buat saya. sahabat digital yang dekat karena piranti digital, berkirim kabar secara digital, ditengah kehidupan yang serba digital. mendadak semboyan LG terasa seperti firman tuhan : Digital Life !!
sadar tak sadar, tekhnologi telah menciptakan bentuk baru dalam kebiasaan kita berkomunikasi. meskipun tak ada yang mengalahkan sensasi obrolan tatap muka, tetap saja tekhnologi memberikan pengalaman yang berbeda. dalam kasus saya, ada satu hal yang diberikan dunia maya dan tak diberikan oleh dunia nyata : keberanian.
saya tak pernah bisa menegur orang yang meskipun sudah berkali2 bertemu di berbagai kesempatan namun belum secara resmi berkenalan. saya juga sangat payah dalam membuka perkenalan, apalagi percakapan yang menyenangkan. saya lemah dalam masalah keberanian. namun semua itu tak terjadi ketika saya dihadapkan dengan dunia maya. tekhnologi, sekali lagi tekhnologi, telah menjadi pihak ketiga antara yang nyata dan yang tidak nyata. untuk keberanian dalam kasus saya.
saya bisa mengobrol panjang lebar dan bahkan ledek2an dengan orang yang sebelumnya sama sekali tidak saya kenal. saya juga bisa update kehidupan mereka melalui tekhnologi. dan untuk saat ini, saya rasa tak ada yang lebih panas selain FACEBOOK. ibarat kata, FACEBOOK is the new cool.
ada kecemasan tersendiri ketika bentuk2 komunikasi baru ini dirasa semakin menjadi-jadi, bagai cendawan di musim penghujan. berkomunikasi dengan facebook, IM dan ponsel dianggap sebagai sebuah ancaman musnahnya komunikasi tatap muka. ketakutan bahwa orang akan jadi makin malas mengalokasikan waktunya untuk berkunjung dan dikunjungi, mengganti kebiasaan silaturahmi dengan yang praktis dan minimalis. namun harus kita sadari dan kita mengerti, bahwa pada kenyataannya perkembangan jaman memang menghendaki hal yang demikian. FACEBOOK dan semua jenis social network lainnya dibuat dengan tujuan untuk memudahkan manusia yang satu tetap berhubungan dengan yang lainnya. fungsinya hanya sebagai alat bantu, dan setau saya orang tak akan menggunakan alat bantu kalau tidak merasa perlu. percayalah bahwa bentuk komunikasi apapun tak akan pernah musnah, melainkan justru bertambah dan berkembang untuk akhirnya menemukan format terbaiknya.
rasanya akan sangat repot, menguras waktu dan tenaga ketika saya ingin berinteraksi dengan 172 teman saya dalam waktu yang bersamaan dalam kondisi cuman handphone yang bisa saya andalkan. membayangkan harus maraton nelponin temen satu per satu, estafet sms yang bikin jempol kayak pepes, dan ditambah lagi ledakan pulsa di kantong saya, udah sanggup bikin saya begidik ngeri. tapi hal seperti ini tak akan terjadi dan tak perlu terjadi kalo kita mengintegrasikan diri dengan perkembangan teknologi saat ini.
ketika kemaren ada wacana yang menyebutkan bahwa FACEBOOK itu haram, rasanya kok terlalu berlebihan. terlalu naif untuk menganggap FACEBOOK sebagai ancaman terhadap tuhan, kehidupan dan apapun diantara keduanya, karena pada kenyataannya memang bukan seperti itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment